Sabtu, 21 Juli 2012

termodinamika reduksi bijih besi


1.   Termodinamika Reduksi  Bijih Besi
Termodinamika menjawab apakah suatu reaksi di dalam proses reduksi bijih besi oleh reduktor batubara dapat berlangsung. Dengan melihat nilai perubahan energi bebas Gibbs standard (ΔG0) pada setiap kemungkinan reaksi yang terjadi, dapat diketahui apakah reaksi tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jika nilai ΔG0 adalah negatif maka reaksi tersebut dikatakan berlangsung yang artinya adalah reaksi akan berlangsung ke arah produk. Sebaliknya ketika nilaiΔG0 adalah positif maka reaksi tidak berlangsung atau  reaksi akan berlangsung  ke arah reaktan.
Perubahan ΔG0 dapat diperhitungkan melalui persamaan sebagai berikut [Habashi., 1968] :
ΔG0 = ΔH0 – TΔS0 ...........................................................(1)
Pada persamaan (10) dapat dijelaskan bahwa ΔG0 adalah perubahan sejumlah energi entalpi standard (ΔH0) dikurangi dengan perubahan entropi standard (ΔS0) pada temperatur tertentu.
            Karakteristik bijih besi  yang dicirikan dengan sejumlah pengotor seperti SiO2, Al2O3 dan Cr2O3 dapat mengganggu jalannya proses reduksi. Secara termodinamika pengotor-pengotor tersebut tidak dapat direduksi oleh CO walaupun temperatur reduksi dinaikkan, seperti yang ditunjukkan pada  Gambar 1

  Gambar 1 Diagram Ellingham untuk kestabilan SiO2, Al2O3, Cr2O3, NiO dan CoO [Rosenqvist.,1983]
Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa garis kurva 2CO + O2 = CO2 (a) tidak akan bersinggungan dengan garis pembentukkan  SiO2, Al2O3 dan Cr2O3. Hal ini mengindikasikan bahwa oksida-oksida tersebut tidak dapat direduksi oleh gas CO walaupun temperatur dinaikkan karena ΔG0selalu bernilai positif, seperti yang diperlihatkan pada persamaan reaksi berikut [Rosenvqist., 1983]:
SiO2 + 2CO  → Si + 2CO2     ΔG01273    =  + 81,3 Kkal .............(2)
Al2O3 + 3CO  → 2Al + 3CO2 ΔG01273    =  + 66,35 Kkal ...........(3)
Cr2O3 + 3CO  → 2Cr + 3CO2 ΔG01273    =  + 190,1 Kkal ...........(4)
Jika pengotor tersebut membentuk ikatan dengan Fe dan ditambah  dengan kadarnya yang tinggi maka akan mengurangi reducibility pada bijih besi
Karakteristik bijih  besi  ditandai juga dengan kandungan logam pengotor seperti Ni dan Co. Adapun Ni dan Co yang masih dalam bentuk oksida dapat tereduksi oleh CO. Seperti yang diperlihatkan pada    Gambar 1. bahwa kurva oksidasi Ni dan Co berada diatas kurva (a),  sehingga ΔG0 reduksi NiO dan CoO oleh CO akan bernilai negatif, seperti   yang ditunjukkan pada persamaan berikut [Rosenvqist., 1983]:
NiO + CO Ni + CO2                      ΔG01273 K : - 12,55 Kkal .................(5)
CoO + CO→ Co + CO2                     ΔG01273 K : - 6,57 Kkal ...................(6)
Berlangsungnya reduksi NiO dan CoO pada saat proses reduksi   akan menyebabkan terganggunya reduksi besi oksida oleh  CO Karena secara termodinamika afinitas CO akan lebih cenderung   mereduksi NiO dan CoO dibandingkan dengan Fe3O4 ataupun    FeO.  Seperti  yang diperlihatkan pada  persamaan berikut [Rosenvqist., 1983]:
3Fe2O3 + CO → 2Fe3O4 + CO2          ΔG01273 K  = -24,19 Kkal ..........(7)
Fe3O4 + CO → 3FeO + CO2              ΔG01273 K = - 4,46 Kkal ..............8)
FeO + CO → Fe + CO2                      ΔG01273 K = +2,01 Kkal ..............(9)

1 komentar: