1. Termodinamika Reduksi Bijih Besi
Termodinamika menjawab apakah suatu reaksi di dalam
proses reduksi bijih besi oleh reduktor batubara dapat berlangsung. Dengan
melihat nilai perubahan energi bebas Gibbs standard
(ΔG0) pada setiap kemungkinan reaksi yang terjadi, dapat diketahui apakah
reaksi tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jika nilai ΔG0 adalah
negatif maka reaksi tersebut dikatakan berlangsung yang artinya adalah reaksi
akan berlangsung ke arah produk. Sebaliknya ketika nilaiΔG0 adalah
positif maka reaksi tidak berlangsung atau
reaksi akan berlangsung ke arah
reaktan.
Perubahan ΔG0 dapat diperhitungkan
melalui persamaan sebagai berikut [Habashi., 1968] :
ΔG0 = ΔH0 – TΔS0
...........................................................(1)
Pada persamaan (10) dapat dijelaskan bahwa ΔG0
adalah perubahan sejumlah energi entalpi standard (ΔH0) dikurangi
dengan perubahan entropi standard (ΔS0) pada temperatur tertentu.
Karakteristik
bijih besi yang dicirikan dengan
sejumlah pengotor seperti SiO2, Al2O3 dan Cr2O3
dapat mengganggu jalannya proses reduksi. Secara termodinamika
pengotor-pengotor tersebut tidak dapat direduksi oleh CO walaupun temperatur
reduksi dinaikkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1
Gambar 1 Diagram Ellingham untuk kestabilan SiO2,
Al2O3, Cr2O3, NiO dan CoO
[Rosenqvist.,1983]
Pada
Gambar 1 diperlihatkan bahwa garis kurva 2CO + O2 = CO2
(a) tidak akan bersinggungan dengan garis pembentukkan SiO2, Al2O3
dan Cr2O3. Hal ini mengindikasikan bahwa oksida-oksida tersebut
tidak dapat direduksi oleh gas CO walaupun temperatur dinaikkan karena ΔG0selalu
bernilai positif, seperti yang diperlihatkan pada persamaan reaksi berikut
[Rosenvqist., 1983]:
SiO2 + 2CO → Si + 2CO2 ΔG01273 = +
81,3 Kkal .............(2)
Al2O3 + 3CO → 2Al + 3CO2 ΔG01273 = +
66,35 Kkal ...........(3)
Cr2O3 + 3CO → 2Cr + 3CO2 ΔG01273 = +
190,1 Kkal ...........(4)
Jika pengotor tersebut membentuk ikatan
dengan Fe dan ditambah dengan kadarnya yang tinggi maka akan mengurangi reducibility pada bijih besi
Karakteristik
bijih besi ditandai juga dengan kandungan logam pengotor
seperti Ni dan Co. Adapun Ni dan Co yang masih dalam bentuk oksida dapat tereduksi oleh CO. Seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 1. bahwa kurva oksidasi Ni dan Co berada diatas kurva (a), sehingga ΔG0 reduksi NiO dan
CoO oleh CO akan bernilai negatif, seperti yang ditunjukkan pada persamaan
berikut [Rosenvqist., 1983]:
NiO + CO → Ni + CO2 ΔG01273
K : - 12,55 Kkal .................(5)
CoO +
CO→ Co + CO2 ΔG01273 K : -
6,57 Kkal ...................(6)
Berlangsungnya
reduksi NiO dan CoO pada saat proses reduksi akan menyebabkan terganggunya
reduksi besi oksida oleh CO Karena
secara termodinamika afinitas CO akan lebih cenderung mereduksi NiO dan CoO
dibandingkan dengan Fe3O4 ataupun FeO. Seperti
yang diperlihatkan pada persamaan
berikut [Rosenvqist., 1983]:
3Fe2O3
+ CO → 2Fe3O4 + CO2 ΔG01273 K = -24,19 Kkal ..........(7)
Fe3O4
+ CO → 3FeO + CO2 ΔG01273
K = - 4,46 Kkal ..............8)
FeO +
CO → Fe + CO2 ΔG01273
K = +2,01 Kkal ..............(9)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus